PROBOLINGGO,RI-Menghadapi persaingan usaha yang kian menantang, Pemerintah Kota Probolinggo memberikan sosialisasi tentang peningkatan kualitas produk bagi pelaku UMKM. Sasarannya kali ini adalah UMKM kuliner olahan mi.
Kota Probolinggo sebagai kota transit atau kota penghubung wilayah barat-timur dan selatan yang berada di area Tapal Kuda dan berada di jalur Pantura merupakan letak yang strategis. Serta memiliki ragam sarana infrastruktur ekonomi sehingga sangat menguntungkan terutama bagi UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman.
“Salah satu strategi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan yang sangat mudah di Kota Probolinggo yakni dengan sentra kuliner, apalagi Kota Probolinggo menjadi kota transit. Nah, bapak/ibu harusnya bisa menangkap peluang ini untuk lebih mengingkatkan cita rasa dan tampilan agar tetap eksis memikat pembeli berdatangan,” ungkap Wali Kota dr. Aminuddin.
Lebih lanjut, Dokter Amin – sapaan wali kota, menilai kudapan makan berbahan olahan mi sangat digemari semua kalangan. Sehingga sangat memungkinkan dengan peningkatan kualitas produk dan cita rasa yang khas dapat menjadi pemasukan yang cukup menjanjikan.
“Di semua daerah sering dijumpai olahan mi, termasuk saya juga penggemar mi. Pedagang mi Jawa yang legendaris disini rata-rata sudah hafal dengan selera saya. Di Semarang ada mi kopyok, ada mi Aceh, ada mi Riau. Kalau saya pulang ke Palembang favorit saya mi celor. Semoga dengan bapak-ibu mengikuti bimtek ini juga menghasilkan produk baru khas mi Kota Probolinggo,” tegas Dokter Amin memberi motivasi ke peserta bimtek, Selasa (9/9).
Senada dengan itu, narasumber Susanti Widyastuti, Kabid Produksi dan Restrukturisasi Usaha dari Dinas Koperasi dan UKM Jatim menyampaikan, kegiatan ini merupakan salah satu langkah untuk memperkuat UMKM naik kelas dalam peningkatan usahanya. Menurutnya, perubahan itu tidak akan datang dari kaki yang diam melainkan pelaku UMKM harus bergerak, berinovasi dan berkembang.
“Dari 38 kota/kabupaten di Jatim hanya ada 19 kota/kabupaten yang mendapatkan bantuan semacam ini, salah satunya adalah Kota Probolinggo. Hal ini sebagai wujud nyata kehadiran pemerintah untuk memperkuat UMKM, sehingga nantinya melalui usaha bapak-ibu sekalian kami berharap dapat membantu mengentaskan pengangguran,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (DKUP) Fitriawati mengatakan kegiatan itu selain bertujuan meningkatkan kualitas produk serta menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat dalam mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku UMKM berbasis kudapan mie di Kota Probolinggo.
Pelatihan di Puri Manggala Bhakti yang diikuti 50 orang pelaku UMKM ini berasal dari perwakilan masing-masing kecamatan. Dan, ini sudah kali ke empat Dinkop dan UKM Jatim memberikan bantuan untuk UMKM di Kota Probolinggo. Bantuan untuk peserta bimtek adalah peralatan pembuatan mi terdiri dari kompor, mesin penggiling mi dan baskom.
“Sekaligus UMKM berbasis mi ini mendapatkan fasilitasi merek senilai Rp 50 juta untuk 25 pelaku UMKM dan fasilitas sertifikasi halal reguler senilai Rp 37,5 juta untuk 5 UMKM dengan proses secara HAKI (Hak Atas Intelektual) yang diberikan oleh Dinkop Jatim,” terang Fitriawati.
Dalam seremonial bimtek ini, Dokter Amin didampingi Wawali Ina Dwi Lestari dan Pj Sekda Rey Suwigtyo. Hadir pula Asisten Perekonomian dan Pembangunan Wawan Soegyantono dan kepala Perangkat Daerah terkait. (suh)
Tidak ada komentar