Pendidikan

Efektivitas Pembelajaran Bimbingan Konseling dengan Penerapan Keterampilan Abad 21

Nama : Wirahanteng, S.Pd., M.Pd
Unit Kerja : SMP Negeri 4 Kajen

Abad 21 dikenal dengan abad keterbukaan lantaran berkembangnya arus globalisasi. Kehidupan manusia pada abad 21 mengalami perubahan mendasar daripada sebelumnya. Perkembangan teknologi menjadi hal yang tak bisa terhindarkan. Terjadinya revolusi teknologi yang cukup besar di abad 21 membuat masifnya digitalisasi dalam segala bidang. Fenomena tersebut megharuskan segala bidang memunculkan terobosan baru, termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam arti lain, diperlukan kerangka konseptual yang baru dalam segala aspek supaya dapat bertahan dan tidak tegerus oleh zaman yang semakin berkembang. Sehingga perlu adanya inovasi baru dalam menghadapi tantangan zaman tersebut.

Dewasa ini, bidang pendidikan berada pada lingkup pengetahuan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat percepatan pengetahuan yang luar biasa. Contoh konkret saat ini yakni setiap siswa maupun guru sudah mampu mencari pengetahuan tanpa batas yang dibantu dengan mesin pencari luar biasa yang kerap disebut dengan Google. Perkembangan Google yang semakin hebat membuat siapa saja dapat mengakses informasi tanpa batas. Sehingga gaya pembelajaran pada masa abad 21 ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan yakni menjawab tantangan di era digitalisasi. Jika tidak segera menerapkan inovasi baru, maka peran guru bisa saja tergantikan oleh teknologi.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merumuskan paradigma baru melalui Kurikulum Merdeka. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang pembelajarannya mengacu pada bakat dan minat. Adapun karakteristik utama Kurikulum Merdeka berfokus pada tiga hal yakni pengembangan soft skill dan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), fokus pada materi esensial untuk membangun kreativitas dan inovasi dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, serta pembelajaran yang fleksibel yakni berfokus pada keleluasaan guru melakukan pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan peserta didik.

Sejalan dengan hal itu, implementasi Kurikulum Merdeka akan menghasilkan output keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21. Secara umum, terdapat empat keterampilan abad 21 melalui penerapan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran, yakni: (a) keterampilan komunikasi, berkaitan dengan proses linguistik dalam sebuah interaksi yang dilakukan antar siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan seluruh elemen sekolah, (b) keterampilan kreativitas, berkaitan dengan sikap seseorang yang berhubungan dengan lingkungannya untuk menghasilkan inovasi baru, kreativitas sangat dibutuhkan lantaran semakin kompleksnya permasalah di abad 21. (c) keterampilan berpikir kritis, berkaitan dengan kemampuan eksplorasi berbagai persoalan untuk diidentifikasi kemudian didapati solusi yang tepat, dan (d) keterampilan kolaborasi, berkaitan dengan sikap kerja sama secara efisien dan efektif.

Kurikulum Merdeka dalam diimplementasikan dalam setiap mata pelajaran, baik dari jenjang sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, maupun perguruan tinggi. Salah satu implementasi kurikulum tersebut yang cukup menarik yakni pada pembelajaran Bimbingan dan Koseling (BK). Adapun tujuan dari pembelajaran BK secara umum yakni membantu siswa mencapai perkembangan diri secara optimal guna mencapai kesejahteraan psikologis siswa. Pembelajaran BK juga erat kaitannya dengan menggali potensi diri dan mengenal diri secara lebih dalam.

Implementasi Kurikulum Merdeka untuk menghasilkan kompetensi Abad 21 dalam pembelajaran BK tentu harus dilakukan guru dengan memaksimalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki serta perannya. Pertama, guru perlu merancang rencana pembelajaran yang baik, meliputi metode, media, serta sumber belajar yang disesuaikan dengan peserta didik. Kedua, penerapan pembelajaran mengacu pada kebebasan berpikir dalam hal ini dapat menggunakan metode Problem Base Learning (PBL) yang melibatkan keaktifan siswa guna mengasah kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pembelajaran yang efektif dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa untuk menganalisis permasalahan internal yang rentan terjadi dalam diri sendiri. Dari proses itu siswa menjadi belajar mengenai nilai diri sebagai mahkluk Tuhan, sosial, serta pribadi. (*)

admin@radarindonesiaonline.com

Recent Posts

Piala Kapolri 2024 Putri Kalbar Bertemu Jatim di Final

Pontianak, RI - Tuan rumah putri Kalimantan Barat (Kalbar) dan Jawa Timur (Jatim) akan saling…

1 menit ago

Dikawal Tim Hukum, Cawabup H. Abd. Rasit Hadir ke Bawaslu Kab. Probolinggo

Probolinggo,RI- Dalam minggu ini publik ramai dengan perbincangan mengenai pelaporan terhadap Calon Wakil Bupati Probolinggo…

7 menit ago

50 Guru Mengikuti Sosialisasi Bawaslu Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan.

Pasuruan, RI - Badan Pengawas Pemilu Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan , menggelar acara sosialisasi pengawasan…

31 menit ago

Kapolres Pasuruan cek gudang logistik KPU

Pasuruan, RI - Kapolres Pasuruan AKBP Teddy Chandra bersama Wakapolres, Kabag Ops, Kasat Intel, Kasat…

32 menit ago

Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Kodim 0815/Mojokerto Kolaborasi BPBD Gelar Tanggap Bencana

MOJOKERTO, RI. Kodim 0815/Mojokerto menggelar kegiatan pembinaan masyarakat tanggap bencana Tahun 2024 di Ruang Data…

36 menit ago

Kodim 0815/Mojokerto Terima Kunjungan Tim Wasev Sterad, Akurasi Data Administrasi Jadi Atensi

MOJOKERTO, RI. Kodim 0815/Mojokerto menerima kunjungan Tim Pengawasan dan Evaluasi Pengumpulan Data Bidang Komponen Pendukung…

40 menit ago