Categories: opini

Jombang Heboh, Kibartopo Kembali ber-ulah

Sebuah spanduk berukuran besar tiba-tiba saja terpampang di depan pintu masuk Undar Jombang. Masyarakat dan mahasiswa jadi terhenyak ketika melihat isi tulisan yang ada: “ Sayembara berhadiah, di berikan hadiah Rp. 100 juta, di tambah rumah dan sawah bagi siapa saja yang bisa mencari dan menemukan “ DINAS BERSIH “ dan bagi para peserta masing-masing berhak mendapatkan uang transportasi 200 ribu”.

Maka tak ayal lagi posko kecil di sebelah warungnya pak Cip Undar telah di kontrak Kibartopo untuk menjadi sekretariat pendaftaran sayembara. Setiap hari menjadi berjubel di penuhi peserta yang mau mendaftar. Pola pikir peserta rata-rata sederhana, andaikan mereka gagal dalam proses pencarian yang memang kayaknya sulit, karena kriteria penilaian harus di dukung oleh data yang akurat, dan kabarnya dalam penilaian Bartopo melibatkan banyak kalangan termasuk Kyai Khos, KPK juga hadir menyaksikan kegilaan Kibartopo, termasuk salah satu persyaratannya adalah kepala dinas yang di usulkan di haruskan hadir apabila peserta memilih dinas tersebut, akan tetapi minimal bagi peserta walaupun gagal, mereka sudah mendapatkan 200 ribu sebagai ongkos transportasi. Demikianlah, semua kehebohan ini adalah ulah dari Kibartopo.

“ Luthung kang, 200 ewu melok ae yuk! premanan sepi aree, enek rejeki”. Tutur mbah Wisnu “ Iso ta kowe? lha anggitmu yo gampang?”. Tiba-tiba Kang Budi  menyahuti.
“ Walah di gawe gampang githu ae lho kang, kalau bisa di permudah ngapain sih di persulit? Gak tahu ndelok TV ta kowe  Bud ?  Supoyo kepala dinase gelem yo awak dewe sing kudu ngerti, pokok nek menang podo enak’e gitu ae lho Bud, sing penting lak perjanjiane piye? gitu aja kok repot.

“berarti tergantung dinase yo Kang Wisnu..…? “ Ya iyalah, dene gak gelem yo ndolek sing gelem, beres kan! sing penting kripik gedang godo ketelo, titik dang podo kroso beres. 

Berita tentang sayembara Bartopo tiba-tiba saja melejit menjadi buah bibir banyak orang. Hal itu di karenakan Undar adalah tempat mangkalnya para jurnalis, baik online maupun cetak. Karena kebetulan saat itu ada dua jurnalis habis meliput acara demo di Pemda, mampir di warunge pak Cip. Dan kebetulan mendengar jama’ah warung ngobrol tentang sayembara Bartopo. Para insan pers yang tiap hari mangkal di warung kopinya pak Cip jadi tertarik terhadap topik yang di bahas jama’ah warung pak Cip. Lantas menempatkan berita ini menjadi ” headline” korannya. Begitu berita ini muncul di koran besar, dan koran-koran lain pun tak ketinggalan ikut nimbrung. Ada yang langsung konfirmasi ke sekertariat, dan ada juga yang konfirmasinya cuma nunut.

Berita tentang sayembara Bartopo menjadi semakin terkenal karena ada satu stasiun televisi yang ikut memberitakannya. Maka, tak ayal lagi stasiun televisi yang lain pun tak mau ketinggalan ikut menayangkan hal unik ini. Maka jadilah sayembara Bartopo melejit rattingnya bak melejitnya ratting  sidang MK kemarin “ Maka, tak ayal lagi dari kalangan jajaran elit politik dan kekuasaan, Presiden, DPR, Mahkamah Konstitusi, MA, Kejaksaan, Polri, KPK, kelompok pengacara, advokat, jadi terusik dan tertarik untuk memantau sayembara Bartopo dan sementara melupakan sejenak hiruk pikuknya tanah air. Maka tak pelak seluruh dinas di Jombang kena imbasnya. Mereka ikut menjadi sibuk karena di konfirmasi atasannya masing-masing terkait sayembara Bartopo. Banyak sekali kalangan yang mau konfirmasi ke rumah Kibartopo. Akan tetapi, Bartopo sulit di temui karena segala urusannya sudah di serahkan ke pengacaranya juga Notaris sekaligus wartawan Kanjeng Gusti  Wahyudi  Rohimahulloh.  

Tiap hari sebelum hari yang di tentukan tiba, media yang datang konfirmasi baik dari media cetak maupun elektronik semakin banyak dan datang silih berganti mau menemui Bartopo. Maka, tak pelak oplah warung Pak Cip jadi melesat puluhan kali lipat tiap harinya.

Masyarakat yang jarang ke warung saja menjadi rutin tiap hari datang ke warung untuk melihat lihat dari pihak mana saja yang datang.

“ Iki tekok SCTV kang, wingi Indosiar”. Cletuk Aries…“ Iyo ris…, maeng enek wong ngomong jare Sepriden yo kate teko”. “ hem…hem, pancet ae lambemu yuu bayu… .”  Presiden,” ngerti”.“ Iyo  Ries.., kadung kasep iwuh mbenerno Presiden yo  ries ?”. “ Lha, ngunu pinter, Iyo yuu  bener, mugo-mugo ae berita iku bener.

“ Iyo yuu bayu…. Ben  awakmu yo  isok salaman mbek presiden ?, ben enek peningkatan.!! celetuk Aries. “Cik lambemu  Ris…! Timpal bayu kesel.

Satu hari menjelang hari penilaian terjadi masalah. Aparat keamanan khawatir tentang lokasi yang akan dijadikan ajang penilaian dari sisi keamanan. Hal ini karena pihak keamanan menghitung kerawanan Kamtibmas. Maka, aparat menghimbau demi menjaga keamanan agar memindah lokasi penilaian ke lokasi gedung khusus di kabupaten. Maka, jadilah acara penilaian di pindah ke gedung Pemda Jombang, dan melibatkan ratusan aparat keamanan baik dari TNI maupun POLRI.

Hari masih pagi, gedung pertemuan di Jombang tempat dimana acara penilaian berlangsung itu sudah di penuhi banyak orang. Kalangan media cetak maupun elektronik sudah sibuk melakukan persiapan-persiapan. Puluhan kamera telah ditata sedemikian rupa dalam ruangan. Satu persatu para peserta mulai datang membawa kepala dinas masing-masing yang memang menjadi persyaratan. Dan ternyata dalam daftar panitia seluruh instansi dinas terwakili, dan dari daftar tamu panitia, ternyata tamu dari pusat pun banyak yang hadir hanya untuk sekedar menyaksikan acara yang unik ini.

Sementara di beberapa titik strategis aparat TNI maupun Polri nampak siaga dengan senjata lengkap, Di sudut gedung nampak juga Kapolres dan Kasatintelkam sedang serius kordinasi. Tak ketinggalan panitia pun ngebon barisan ansor serbaguna ( Banser) juga.

Acara di buka oleh MC yang langsung di wakili oleh Mata Najwa ( atas undangan khusus Kibartopo ), Seluruh masyarakat dari tanah air jadi tegang karena acara yang di gagas oleh Kibartopo ini menjadi acara nasional karena di siarkan secara langsung oleh 6 stasiun televisi nasional. Kantor-kantor dinas negeri maupun swasta menjadi ikut tertarik menyaksikan sambil nyantai di kantor. Sementara sebatang rokok selera pemberani terselip di jarinya. Segelas kopi panas tampak mengepul di depannya sambil matanya tak lepas dari televisi, yang sekali-kali tiap lima menit calon wajah baru 2019 baik eksekutif maupun legislatif dengan senyum indah menawarkan janji manis kepada publik.

“ Yang terhormat para hadirin tibalah saatnya wakil dari panitia penyelenggara untuk menjelaskan nama-nama dewan juri dan kriteria penilaian, dan nanti semuanya akan di ambil sumpahnya dengan sumpah berlapis untuk menjamin kebenaran ucapan seluruh dewan juri dan peserta”.

Suasana menjadi tegang. Petugas perwakilan dari panitia dengan tenang naik ke atas podium dan mulai berpidato mengumumkan nama-nama dewan juri”.

“ Juri kehormatan adalah “Al mukarrom Kyai Khos”. Romo yai kabeh weruh.
Mendadak suasana jadi hening dan tegang. Jantung seluruh peserta mendadak bergerak lebih cepat.

“ Juri yang pertama adalah bapak “Astrokletek Awaskowe” perwakilan dari inspektorat. Kasih tepuk tangan!”. Huuu…suasana ramai sekali. Dari inspektorat di persilahkan menempati tempat duduk yang telah di sediakan.

“ Yang kedua adalah bapak “Ahmad Jasmas takwasno sing ati-ati” perwakilan dari  MPN, kasih tepuk tangan,” gemuruh tepuk tangan kembali terjadi.

“ Yang ke tiga adalah bapak “Ahmadi tulisaiki ” dari perwakilan media, Huuuuu….!’ Kembali penonton ramai tepuk tangan.

“ Yang ke empat adalah Bapak “Bendi sasak sing gak ngerti” perwakilan dari LSM.” Kembali tepuk tangan terdengar riuh.

“ Juri yang ke lima adalah bapak “Muhammad limit yo mesti” perwakilan dari kejaksaan”. Kembali tepuk tangan riuh rendah dari hadirin terdengar.

“ Yang ke enam adalah bapak  Ipeda  Monggo ditoto” ! Perwakilan kepolisian”. Kembali Appalaus terdengar Riuh.

“ Yang ke tujuh adalah “Ahmad ijin gak mlebu negoro”, dari badan pelayanan perizinan”. Tepuk tangan kembali terdengar meriah.

“ Yang ke delapan adalah bapak “Muhammad delapan enam seger sekali”, perwakilan dari dunia pendidikan.” Huuuuu. Penonton kembali riuh.

“ Yang ke sembilan adalah “Sanksi ta ditoto SH” dari BKD”. Tiba-tiba aplaus penonton jadi berkurang.

“Yang ke sepuluh adalah “Dokter. Salah Aplikasi” dari RSUD. Applaus penonton jadi semakin sepi.

“Yang ke Sebelas adalah “Drs. Dipedota iki” perwakilan dari leasing. Semakin sepi.

“Yang ke dua belas adalah “Latansaa ma’hadii” ( joklali pondokku ), dari ikatan gus pesantren Indonesia.Mendadak suasana semakin sepi dan lengang.

Demikian seterusnya. Terjadilah kejadian unik dan menggemparkan, karena kamera televisi terus menyorot pembicara. Maka, jadinya tidak tahu bahwa peserta dari awal banyak yang hilang mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Ada yang pamit ke belakang, ada yang pamit ada tamu, ada yang pamit karena keluarganya sakit, dan lain sebagainya sampai habis tidak satupun tersisa. Itu semua adalah karena mereka sadar bahwa seluruh dewan juri adalah orang-orang yang mereka takuti apalagi di sumpah berlapis, “ah mundur aja dah, mumpung belum, bisa kacau nih. Begitu kira-kira pikiran mereka.

Dan yang lebih menghebohkan lagi, ketika kamera televisi juga menyorot para dewan juri, ternyata bangku mereka semua pun telah kosong. Tinggal satu saja, yaitu Kyai Khos “kabeh weroh”, yang tampak terlihat duduk tenang sambil tersenyum senyum. Al kisah ketika juri pun akan di sumpah Qur’an dan sumpah pocong mendatangkan tim khusus. Dewan juri yang sempat dengar pengumuman ini adalah cuma Kyai Khos “kabeh weruh”.

Sedangkan yang lain nggak sempat dengar. Mereka baru tahu kalau akan ada sumpah berlapis adalah ketika sudah duduk di dalam dan dengar dari mulut ke mulut. Maka, tak ayal lagi mereka pun keder dan ikut ikutan lenyap. Dan ketika di kroscek ke petugas di depan pintu, ternyata alibinya pun tidak jauh beda dari peserta. “Hemmm…”. Masyarakat setanah air jadi mengelus dada prihatin. Alur cerita dalam tulisan ini adalah fiktif belaka, Bartopo memohon maaf jika terjadi kesamaan nama atau tempat semua ini hanyalah dugaan ilustrasi kondisional belaka.  ( Kibartopo )

Radar Indonesia

Recent Posts

Pemusnahan Surat Suara Rusak di Pasuruan Berjalan Lancar, Dan Kondusif.

Pasuruan , RI – Kapolres Pasuruan AKBP Teddy Chandra, S.I.K., M.Si bersama Ketua Komisi Pemilihan…

43 menit ago

Sinergi Untuk Pilkada Kondusif, Polres Ketapang Gelar Patroli Gabungan Skala Besar

KETAPANG, Polda Kalbar ,RI- Dalam rangka menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif pada masa tenang pemilu…

50 menit ago

Kementerian BUMN Laporkan Pendapatan Negara dari Dividen BUMN Tercapai 100 Perse ujann senilai 85,5 T di tahun 2024 dan akan meningkat ke 90 T di tahun 2025

Pangkalan Bun. RI- Jakarta, 25 November 2024 - Kinerja positif ditunjukkan BUMN dengan mencatat kenaikan…

2 jam ago

Pemkab Tulungagung Selenggarakan Tax Award 2024 untuk Apresiasi Wajib Pajak

Tulungagung, RI - Pada Hari Sabtu, (9/11/2024) bertempat di Alba Garden Ballroom Tulungagung, mulai pukul…

7 jam ago

Komunitas Nada Memory ( Konamy) Mewujudkan Kecintaanya Kepada Seni Dan Budaya Dalam Acara Family Gathering To Wonokitri Dan G. Bromo

Pasuruan - RI, Dalam rangka menjalin silahturahmi sesama Anggota Komunitas Nada Memory ( Konamy) hari ini…

12 jam ago

Sebanyak 1.298 Personel Polri Siap Amankan TPS Pilkada 2024 Di Kabupaten Sidoarjo

SIDOARJO, RI. Sebanyak 1.298 personel Polri mulai digeser ke lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang…

12 jam ago