BANGKALAN – RI, Kelangsungan hidup perempuan Desa membutuhkan perhatian langsung dari Pemerintah, baik di tingkat Desa, Kecamatan, maupun Kabupaten. Hal itu diperlukan untuk meningkatkan kualitas intelektual dalam menghadapi zaman modern ini. Karena sebagian besar menginginkan perkembangan dan kemajuan, seperti Sumarti warga Dusun Dangbigi, Desa Mano’an, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (09/12/2022).
Sumarti, perempuan berusia 16 tahun itu membuat Ice Creem karena ingin mempunyai penghasilan sendiri sebagai produk kemandirian. Sehingga dari hal tersebut ia tidak mengandalkan uang jajan kepada orang tuanya.
“Setelah mengikuti pelatihan Lokal Karya Bebini’ Mano’an itu, saya jadi ingin punya penghasilan dari hasil kerja dan keringat saya sendiri,” jelasnya.
Ia mengaku adanya keberanian dalam dirinya untuk berbenah dan menjadi perempuan yang berdaya dengan kemandirian, termotivasi dengan materi yang disampaikan oleh Founder Perempuan Bergerak By Hayy Maahayaa mengenai pemberdayaan perempuan, bahwa perempuan harus berdaya, harus mandiri sebagai modal untuk meraih kesetaraan gender dalam meraih hak-hak sebagai perempuan.
Bagi Sumatri tempat perempuan bukan hanya tempat di kasur saja, melainkan saat dimanapun berada juga dapat berkarya membuat suatu karya sebagai proses kemandirian pada perempuan.
“Saya dalam sehari bisa menghasilkan uang, puluhan bahkan ratusan ribu. Itu hanya bermodal keberanian untuk mengubah diri menjadi perempuan yang punya karya sendiri, lebih-lebih di bidang ekonomi,” ungkap perempuan lulusan Pesantren itu.
Sementara bahan yang digunakan untuk membuat Ice Creem, salah satunya bermodal serbuk kemasan instant dengan varian rasa. Selain itu juga menggunakan tepung khusus yang sudah dicampurkan dengan susu. Setelah proses awal sudah dilakukan dalam pembuatan Ice cream, bahan tersebut kemudian disatukan dengan serbuk minuman khusus yang aman dikonsumsi bagi masyarakat.
“Belum, adonannya harus diletakkan ke lemari es dulu sebentar, lalu dimasukkan ke wadah yang sudah tersedia. Untuk bentuknya tinggal disesuaikan dengan selera dan wadah yang digunakan,” terangnya.
Dia mengungkapkan karena hanya berjalan dua hari dan tahap percobaan. Sementara masih membuat lima puluh kotak Ice creem, namun kedepan akan lebih diperbanyak lagi pembuatannya. Sehingga tidak hanya dijual di rumah, akan tetapi bisa dikonsumsi oleh masyarakat umum.
“Ukuran kecil harganya Rp.1.500, kalau yang besar bisa sampai Rp. 5.000. Sejauh ini belum ada yang pesan, lagian kan masih baru juga,” pungkasnya. (MRF/M.one)
Tidak ada komentar