PEKALONGAN – RI, Latar Belakang judul artikel yaitu Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.
Literasi menjadi bagian terpenting dalam sebuah proses pembelajaran, Peserta Didik yang dapat melaksanakan kegiatan literasi dengan maksimal tentunya akan mendapatkan pengalaman belajar lebih dibanding dengan Peserta Didik lainnya.
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi dan mampu berkomunikasi dengan baik akan meningkat pula karakternya, sehingga keilmuan dan kompetensi yang dikuasainya akan menjadikannya memiliki sikap/ karakter yang bertanggungjawab, bekerja keras, jujur dalam kehidupannya.
Pengembangan dan penguatan karakter serta kegiatan literasi menjadi salah satu unsur penting dalam kemajuan sebuah Negara dalam menjalani kehidupan di era globalisasi. Forum Ekonomi Dunia 2015 telah memberikan gambaran tentang keterampilan abad ke-21 yang sebaiknya dimiliki oleh seluruh Bangsa di Dunia.
Kemampuan literasi ini juga harus diimbangi dengan menumbuh kembangkan kompetensi yang meliputi kemampuan berpikir kritis/memecahkan masalah, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. (Tim penyusun PGLS, 2017:2).
Berdasarkan Latar Belakang diatas rumuskan masalah sbb:“ Apakah melalui Literasi digital dapat menumbuhkan minat baca siswa- siswi di Korwil Petungkriyono”. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk “Menumbuhkan minat baca siswa – siswi di Korwil Petungkriyono melalui Literasi digital”.
Manfaat (1) meningkatnya wawasan pengetahuan siswa sebagai wujud kecakapan abad 21 (2) meningkatnya mutu lulusan. Kajian Teori (1) Literasi Digital diperlukan dalam penggunaan teknologi.
Salah satu komponen dalam lingkungan belajar dan akademis yaitu literasi digital. Dalam bidang teknologi, khususnya informasi dan komunikasi, literasi digital berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi sebijak mungkin demi menciptakan interaksi dan komunikasi yang positif.
Pengertian literasi digital Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
Kecakapan pengguna dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya. (b) Prinsip dasar literasi digital Menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018), literasi digital memiliki empat prinsip dasar , yaitu: (1) Pemahaman (2) Saling ketergantungan (3) Faktor sosial (4) Kurasi.
Manfaat literasi digital Dilansir dari Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarakat dan Sektor Pendidikan. Pada Saat Pandemi Covid-19 (2020) karya Eti Sumiati dan Wijonarko, literasi digital telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Manfaat tersebut di antaranya: (1) Kegiatan mencari dan memahami informasi dapat menambah wawasan individu.(2) Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi. (3) Menambah penguasaan ‘kosa kata’ individu, dari berbagai informasi yang dibaca. (4) Meningkatkan kemampuan verbal individu. (5) Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu. (6) Menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat serta menulis informasi.
Tantangan literasi digital ada dua yaitu (1) Arus informasi yang banyak (2) Konten negatif ( Konten negatif juga menjadi salah satu tantangan era literasi digital. Contohnya konten pornografi, isu SARA dan lainnya). Literasi digital bisa diterapkan di mana saja, yakni di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah ataupun lingkungan masyarakat.
Elemen literasi digital menurut Douglas A.J. Belshaw dalam What is ‘Digital Literacy‘? (2011) mengemukakan delapan elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital, yaitu sebagai berikut. (1) Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital: (2) Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten; (3) Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual; (4) Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital; (5) Kepercayaan diri yang bertanggung jawab; (6) Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru; (7) Kritis dalam menyikapi konten; dan (8) Bertanggung jawab secara sosial.
Kelebihan Literasi Digital (1) Dapat mempermudah komunikasi keluarga, saudara, teman, dan orang lain walaupun jaraknya sangat jauh; (2) Dapat mencari informasi yang dibutuhkan secara cepat untuk kepentingan pendidikan; (3) dengan adanya e-learning, dapat memudahkan proses belajar mengajar; (4) Sistem administrasi secara online di lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancer karena tidak perlu mengantri dalam melakukan administrasi; (5) Dapat memudahkan kita untuk melakukan bisnis secara online yang dapat diakses secara mudah dan cepat; (6) Digital menawarkan permainan-permainan yang dapat menghilangkan kejenuhan dan dapat menimbulkan strategi didalam berpikir; (7) adanya e-government, membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah.
Kekurangan Literasi Digital : (1) Mengurangi jalinan silaturrahmi antar sesama; (2) Menciptakan seseorang menjadi seseorang yang individualis; (3) mempengaruhi peserta didik untuk malas belajar; (4) semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis. Kerangka Berikiran Penggunaan teknologi dalam pembelajaran masih terbatas.
Maka memunculkan kreativitas agar siswa dapat memanfaatkan fasilitas teknologi tersebut dengan benar. Pembelajaran yang dilaksanakan tentu haruslah dapat menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Diupayakan mengerucut keberhasilan belajar, utamanya hasil belajar. Kurikulum diharuskan untuk mengembangkan kemampuan literasi informasi. Kemampuan literasi informasi, dalam mengerjakan tugas ataupun mencari bahan ajar haruslah memiliki kemampuan literasi informasi agar dapat mencari informasi secara efektif dan efisien melalui teknologi contohnya web yang terfasilitasi oleh sambungan internet.
Jika diterapkan dalam pembelajaran dikelas, hal ini dapat menjadi peluang bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Salah satunya dengan menerapkan pendekatan literasi informasi berorientasi teknologi web yang membebaskan.
Pelaksanaan (1) Subyek Sekolah Dasar wilayah Korwil Petungkriyono (2) Waktu yang digunakan Tahun Pelajaran 2020/2021 Semester II. Tempat Sekolah Dasar wilayah Korwil Petungkriyono. Langkahlangkah Pelaksanaan (1) Guru bersama siswa membangun grup pada jejaring sosial Facebook dan Whats Ap (WA); (2) Guru dan siswa menentukan nama grup pada jejaring sosial face book, siswa menamakan grupnya Gerakan Literasi Digital Sekolah; (3) Guru memberi petunjuk dan rambu- rambu yang harus ditaati oleh semua anggota grup; (4) Menentukan poin- poin aktifitas grup dalam jaringan social; (5) Meminta partisipasi setiap warga sekolah mengaftifkan Handphone;(6) Mendata anak yang punya HP; (7) Memasukan nomor ke grup WA dan Face Book; (8) Interaksi antar sesama anggota grup berupa komentar dan saran; (9) Guru mengontrol aktivitas dan kemanfaatannya terhadap keberlangsungan kegiatan Literasi; (10) Selain aktivitas Literasi guru dapat memanfaatkan keberadaaan grup untuk penyampaian tugas-siswa terkait materi pelajaran; (11) Dalam hal guru hendak mengaitkan kegiatan ini dengan materi pelajaran maka siswa melakukan Literasi digital dengan mencari sumber bacaan dari internet.
Hasil yang dicapai (1) Kelancaran aktifitas dalam jaringan;.(2) Menambah koleksi Gadget (Hanphone/ smartphone, Laptop, Tablet)di perpustakaan; (3) Tersedianya jaringan wi-fi di sekolah yang memang diperuntukkan untuk mendukung pembelajaran berbasis online; (4) Aktifitas grup dalam jejaring sosial Facebook yang tentu saja dapat dipantau oleh masyarakat di luar sekolah mendapat dukungan positif.; (5) Melalui Literasi digital mendukung kegiatan pembelajaran dan produk bedah UN yang dimanfaatkan guru untuk bahan pengayaan persiapan UN pada siswa kelas VI (6) Nilai membangkitkan kesadaran siswa tentang pentingnya informasi/ pengetahuan.
Faktor- faktor penghambat terkadang kelancaran aktifitas siswa masih terganggu oleh ketidak tersedianya Gadget (Hanphone/ smartphone, Laptop dan Tablet. sangat di harapkan di waktu yang akan datang aktifitas ini dapat melebar ke siswa- siswa yang lain dan kelak berkembang menjadi program sekolah. Tindak Lanjut Untuk itu hendaknya pihak sekolah dapat mendukung kesinambungan pelaksanaan Gerakan Literasi Digital Sekolah dan menjadikan program inti sekolah sebagai wujud dukungan terlaksananya Gerakan Literasi Digital Sekolah. Serta memanfaatkan Face book dan what’s Ap fasilitas video conference seperti Google Meet atau memanfaatkan laman kelas Maya Rumah Belajar Kemdikbud.
Kesimpulan (1) Keterampilan Belajar yang didapatkan siswa meningkat; (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Literasi Digital dan Sikap Belajar. Saran (1) Siswa harus memiliki kemampuan literasi digital yang baik; (2) Sekolah melalui Bapak/Ibu guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswanya untuk memiliki sikap belajar yang baik pada saat di sekolah, yaitu dengan cara mewajibkan siswa mencatat hal yang diberikan guru. (Ditulis oleh Rodhi,S.Pd., NIP. 19650808 198608 1 002/Editor : Ifan)
Pasuruan , RI – Kapolres Pasuruan AKBP Teddy Chandra, S.I.K., M.Si bersama Ketua Komisi Pemilihan…
KETAPANG, Polda Kalbar ,RI- Dalam rangka menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif pada masa tenang pemilu…
Pangkalan Bun. RI- Jakarta, 25 November 2024 - Kinerja positif ditunjukkan BUMN dengan mencatat kenaikan…
Tulungagung, RI - Pada Hari Sabtu, (9/11/2024) bertempat di Alba Garden Ballroom Tulungagung, mulai pukul…
Pasuruan - RI, Dalam rangka menjalin silahturahmi sesama Anggota Komunitas Nada Memory ( Konamy) hari ini…
SIDOARJO, RI. Sebanyak 1.298 personel Polri mulai digeser ke lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang…