20 Tahun Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Pedagang Kue Surabi Bertahan Dengan Modal Pas-pasan

Radar Indonesia
7 Okt 2020 11:24
Peristiwa 0 63
2 menit membaca

BANTEN – RI, Lapak reyot berbahan kayu, bambu dan beratap plastik, berukuran dua kali tiga meter persegi menjadi perhatian. Kepulan asap dari percikan api, berbahan bakar kayu membuat sekeliling lapak berwarna hitam dan kusam.

Kuat bising suara mesin terdengar dari kendaraan yang hilir mudik. Menandakan posisi lapak jajanan khas Sunda dan sebagian besar pula Jawa itu hanya beberapa senti meter saja berada di pinggir jalan ke Jalur Kawasan Kesultanan Banten di Kecamatan Kasemen. Itu berlangsung sejak Tahun 2000.

Penjual Kue Surabi, Kartika terlihat lincah mangaduk adonan yang terdiri dari tepung dan kelapa. Setelah tercampur, adonan itu dimasukkan ke empat tungku tanah liat yang dibuat khas untuk cetakan Kue Surabi. Tak membutuhkan waktu lama, Kue Surabi itu bisa disajikan. Begitu berulang.

Tiap hari, tak kurang dari lima liter adonan habis. Miliki dua varian rasa. Manis dan original. Mampu memanjakan lidah para Pelanggan yang berasal disekitar Kelurahan Unyur dan Pelancong ke Pemakaman Sultan Hasanudin Banten, bahkan hanya sekadar lewat ke area tersebut.

Sayangnya, 20 Tahun usaha Kartika yang melanjutkan jejak Ibunya itu belum pernah mendapatkan Bantuan apa pun dari Pemerintah. Termasuk Bantuan Permodalan yang kerap kali dikampanyekan dimana mendorong dan menciptakan peluang Usaha Kecil Menengah untuk kesejahteraan masyarakat.

Kendati demikian, Kartika dan Ibunya tetap berusaha agar dari hari ke hari, usahanya bisa berlangsung untuk menghidupi Keluarganya. “Belum pernah dapat Bantuan. Paling juga ada yang nanya-nanya KTP (Kartu Tanda Penduduk-red) setelah itu hilang lagi,” ujar Kartika saat berbincang dengan Radar Indonesia, Senin (5/10).

Kartika mengaku ingin mengembangkan Usahanya. Tapi, karena terkendala modal akhirnya hanya melanjutkan usaha Ibunya tersebut. “Modalnya pas-pasan. Buat biaya hidup dan nyambung usaha lagi. Mau bagaimana,” katanya.

“Saya enggak tahu kalau soal Bantuan dari Pemerintah. Tapi, dari dulu belum pernah ada. Saya sudah dua tahun lebih bantu Ibu saya. Tapi belum pernah ada,” tambah Kartika.

Kartika berharap, ke depan mengembangkan usahanya. Menurutnya, selain membutuhkan lapak layak, dirinya akan berusaha menambah varian rasa dari Surabi yang kini banyak dikembangkan. (Tantowi)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HARI JADI KOTA PONTIANAK

CUKAI ROKOK ILEGAL

PEMILUKADA

HUT KORAN RADAR INDONESIA

DIGITAL RI EDISI 259

DIGITAL RI EDISI 258

DIGITAL RI EDISI 257

DIGITAL RI EDISI 256

DIGITAL RI EDISI 254

DIGITAL RI EDISI 255

x
x