Probolinggo,RI- Even pawai budaya yang merupakan satu dari sekian rangkaian dalam rangka memperingati Hari Jadi kota Probolinggo ke 665 tahun 2024 sampai saat ini masih menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kota Probolinggo.
Agenda yang dilangsungkan Sabtu, (7/9) ini mengambil start di depan kantor Pemkot Probolinggo, kemudian menyusuri jalan Jenderal besar Panglima Sudirman, jalan jenderal Gatot Subroto, jalan Jenderal Ahmad Yani dan berakhir di Alun-alun kota.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, salah satu peserta dalam momen tersebut yang menyajikan tampilan tarian dan defile. Dalam pawai budaya ini, Disdikbud kota Probolinggo mengambil tema “WBTB Kembang Lamaran” dengan melibatkan puluhan orang yang terdiri dari para penari maupun yang menggunakan pakaian adat lokal sesuai dengan tema.
Seperti diketahui, Kembang lamaran merupakan salah satu simbol dari tradisi lamaran pra nikah di daerah Probolinggo. Kembang lamaran adalah satu hiasan yang tersusun dari pohon pisang muda, Janur dan dedaunan yang dirangkai dengan bunga sedap malam, Bunga Pacar, Bunga Mawar, Daun Sirih, Buah Pisang yang bermakna sebagai dasar yang kokoh dan memberi manfaat bagi kebutuhan manusia yang melambangkan satu kerukunan atau kesatuan, diharapkan agar calon pengantin berdua selalu hidup rukun dan seiring sejalan menuju berumah tangga yang bahagia dan sejahtera.
Tampilan memukau mampu diberikan oleh peserta dari Disdikbud saat berada didepan para pejabat digaris start pawai. Tak berlebihan apabila PJ Walikota Nurcholis memberikan aplaus dan apresiasi atas tampilan dari dinas tersebut.
Sementara Kadisdikbud, Siti Romlah saat diwawancarai usai kontingennya dilepas oleh panitia, mengatakan jika disdikbud sengaja mencari tema yang sebenarnya lazim ada dikalangan masyarakat khususnya dikota Probolinggo. “Tema ini merupakan budaya kearifan lokal yang sengaja kami tampilkan dengan harapan budaya seperti ini hendaknya terus dilestarikan dan jangan sampai punah. Dalam setian gelaran pawai budaya, kami terus menggali potensi budaya yang ada disekitar kita. Kearifan lokal harus tetap dipertahankan.”ujar Kadisdikbud kota Probolinggo. (Suh)
Tidak ada komentar