Dindikbud Kabupaten Pekalongan Merasa Prihatin Masih adanya Bullying Di Sekolah

Radar Indonesia
5 Jan 2024 09:43
Pendidikan 0 89
2 menit membaca

Kab.Pekalongan, RI STOP BULLYING,,,
Bullying adalah peristiwa yang wajib dicegah sedini mungkin, karena berdampak buruk pada korban dan pelaku. Peristiwa kekerasan ini bisa terjadi mulai jenjang sekolah dasar hingga menengah.


Dikutip dari situs Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), bullying atau perundungan adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja. Pelaku adalah satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa.


Kekerasan yang dilakukan terhadap orang lain ini dilakukan terus menerus dengan tujuan menyakiti. Bullying dapat dilakukan antar peserta didik, guru, peserta didik kepada guru, atau sebaliknya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan mengaku prihatin masih ada kekerasan di sekolah atau bullying, Padahal gerakan anti bullying dan pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah telah dibentuk Satuan Tugas.

Keprihatinan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Kholid SIP.MM saat dimintai konfirmasinya terkait dugaan pelajar SMPN 1 Siwalan yang akan tawuran dengan senjata tajam dan berhasil diamankan oleh warga sebelum aksi tawuran terjadi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Kholid, mengakui, dinas baru saja mendapat laporan dari kepala sekolah secara lisan via telepon terkait kejadian tersebut. Ia pun mengaku sangat prihatin dengan kejadian seperti ini.

“Bulan Oktober kemarin kita sudah bekerja sama dengan pihak Kepolisian untuk melakukan pembinaan terkait anti bullying dan pencegahan kekerasaan di lingkungan sekolah.

Dan bahkan ditindaklanjuti oleh pihak sekolah dengan membentuk satgas anti kekerasan,” ujar Kholid, Kamis (4/1/24).

Namun, diakuinya, ketika pergaulan siswa di luar sekolah tentunya sudah di luar kemampuan pihak sekolah. “Dengan adanya peristiwa ini, tentunya menjadi PR bagi sekolah untuk memberikan penguatan karakter ke siswa, disamping harus ada pendampingan dari orang tua atau keluarga. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga akan selalu memberikan pembinaan secara masif terkait pencegahan kekerasaan dan bullying,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Kurikulum SMPN 1 Siwalan Sudharnoto, mengaku, baru mengetahui siswanya tertangkap warga karena hendak tawuran usai ramai di media sosial. Ia menegaskan, anak yang ditangkap itu merupakan siswanya.


“Sebelumnya di sekolah ini tidak ada begitu (tawuran), Paling hanya satu dua anak berselisih lalu didamaikan guru bimbingan karir (BK) Tapi kegiatan siswa di luar sekolah, kami memang tidak paham,” kata Sudharnoto.

Pihaknya berjanji akan memberikan pembinaan, teguran pada siswa dan pemberitahuan pada orangtua siswa yang terlibat tawuran. Dengan adanya kejadian pada Kamis dini hari itu,
pihak sekolah juga akan lebih memperhatikan para siswanya. (Ifan)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HARI JADI KOTA PONTIANAK

CUKAI ROKOK ILEGAL

PEMILUKADA

HUT KORAN RADAR INDONESIA

DIGITAL RI EDISI 259

DIGITAL RI EDISI 258

DIGITAL RI EDISI 257

DIGITAL RI EDISI 256

DIGITAL RI EDISI 254

DIGITAL RI EDISI 255

x
x