SUMENEP – RI, Program Bupati Sumenep dalam upaya meningkatkan indeks pembangunan pemuda melalui Pemberdayaan Wirausaha tahun 2021 diharapkan dapat meningkatkan mutu kualiatas dan skil Pemuda Sumenep menghadapi globalisasi dan digitalisasi di segala sektor.
Melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda Dan Olahraga (Disparbudpora) kegiatan Pelatihan Wirausaha Muda tersebut menyisir sejumlah Santri dan Mantan Santri yang berada di Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur. Menurut Kepala (Disparbudpora) melalui Pelaksana Harian (PLH) Kepala Bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga, Syaifuddin,. saat dikonfirmasi oleh Awak Media RI di Kantornya menyampaikan bahwa, kegiatan pelatihan tersebut menyisir sejumlah Santri dan Mantan Santri yang berada di masing-masing Kecamatan di Kabupaten Sumenep.
“Sekitar 5 orang dari masing-masing Kecamatan sebagai perwakilan dan statusnya adalah Santri atau pernah menjadi Santri,” jelas Syaifuddin pada Jum’at (03 September 2021) di Tempat Kerjanya.
“Dari total item yang diselenggarakan pelatihan tersebut, jumlah keseluruhan Pesertanya yaitu sekitar 500 orang,” tambahnya.
Ditanya kenapa memilih Santri atau Mantan Santri dalam kegiatan Pelatihan Wirausaha Muda tahun 2021 ini, dia memaparkan.
“Hal ini mengacu kepada jargon kegiatan yaitu Santri Milenial Entrepreneur tahun 2021 dan juga program ini merupakan prioritas Bupati Sumenep dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda melalui Pemberdayaan Wirausaha,” ujarnya.
Lanjut, Syaifuddin, beberapa kegiatan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Manajemen di era digitalisasi saat ini.
“Beberapa kegiatan yang menjadi prioritas pelatihan saat ini seperti Digital Marketing di BLKK, Elektrik Feul Injektion Otomotif, Desain Animasi, Keahlian-keahlian dan Manajemen produk pangan,” imbuhnya.
Terpisah, Ach Slamet Riadi dari LSM Penegak Pilar Bangsa (PPB) mengatakan bahwa, Kegiatan Pelatihan Wirausaha Muda yang menyisir para Santri itu kurang tepat sasaran.
“Pelatihan ini menyiapkan Pemuda-Pemudi untuk meningkatkan skill dan kemampuan yang diutamakan adalah lulusan yang sejatinya tidak mendapatkan pekerjaan karena faktor kemampuan dan wawasan. Maka dari itu kami menyayangkan apabila yang masih menyisir Pemuda-Pemudi yang masih berada di jenjang pendidikan baik formal seperti Siswa, Mahasiswa ataupun Pondok Pesantren,” ujar Memet Sapaan akrabnya.
“Kami rasa masih banyak Pemuda-Pemudi yang perlu uluran tangan Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya sehingga menjadi pemuda yang siap bersaing di era digitalisasi saat ini,” tambahnya.
Memet juga mengatakan, terkait masalah Silpa 1,2 M pada pelatihan yang dilaksanakan oleh Disparbudpora tahun 2021 ini kurang adil dan kurang menyentuh. hal tersebut mengacu kepada pemerataan dalam perekrutan pelatihan.
“Contoh saja di Wilayah Kepulauan kalau mengacu kepada sasaran ini hanya ada satu Kecamatan yang ada di Kepulauan yaitu Arjasa bagaimana dengan lainnya, termasuk prioritas Kecamatan hanya 5 orang sebagai utusan padahal selain anggaran masih sangat cukup juga setiap Kecamatan di sini kan beda kepadatan penduduk artinya perlunya perbedaan juga dalam perekrutan Peserta Pelatihan ini,” imbuhnya.
“Kami berharap kepada Pemerintah Daerah agar benar-benar serius menangani permasalahan ini apalagi saat ini kita dihadapkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang dampaknya langsung dirasakan masyarakat dalam perekonomian masyarakat.” tandasnya. (M.one/Red)
Magetan, RI -Peran media menjadi salah satu pilar demokrasi dan pengawasan menjelang pelaksanaan Pilkada serentak…
SUMENEP, RI - Satreskrim Polres Sumenep Madura Jawa Timur telah berhasil melakukan ungkap kasus terkait…
Ketapang, RI - Polda Kalbar - Kapolres Ketapang AKBP Setiadi S.H., S.I.K., M.H. bersilaturahmi ke…
Polres Landak, RI - MENYUKE, POLDA KALBAR, Kapolsek Menyuke Ipda Aprianus Sabari Tampe, SH. pada…
Sekadau, RI - Polda Kalbar - Suasana kehangatan dan kebersamaan tampak di Aula SMK Keling…