Pelatihan Wirausaha Muda Yang Anggaranya 2,9 M Di Wiraraja Diduga Menyimpang Dari Aturan Dan Perundang – Undangan

admin@radarindonesiaonline.com
18 Sep 2021 20:31
Peristiwa 0 45
2 menit membaca

SUMENEP – RI, Dengan dana yang fantastik 2,9 M Disparbudpora Sumenep mengadakan Pelatihan Wirausaha Muda yang diselenggarakan di Kampus Wiraraja Sumenep, dimulai hari Rabu (01/09/2021)s/d Minggu (05/09/2021) diduga menyimpang dari aturan dan Perundang-undangan juga ditutup-tutupi pihak Penyelenggara dan tidak ada Koordinasi dengan pihak Yayasan Ariya Wiraraja Sumenep Jawa Timur, Sabtu (18/9/2021).

Saat Awak Media mengkonfirmasi terkait adanya Pelatihan Wirausaha Muda bagian Animasi yang diselenggarakan di Wiraraja, Uswatun Khomariyah,S.E., sebagai Kepala Sekretariat Universitas Wiraraja Sumenep, ditanya apakah disini ada Pelatihan Wirausaha Muda yang dari Disparbudpora yang Pesertanya Santri Uswatun sepertinya agak kaget disinggung apa ada surat kerjasama dari Disparbudpora, Uswatun menegaskan, “kami tidak tahu dengan adanya Pelatihan Wirausaha Muda yang Pesertanya Santri, biasanya setiap kegiatan yang ada disini suratnya pasti masuk Kesekretariat soalnya satu pintu,” jelasnya.

Lanjut Uswatun, “Mas Sampean lebih jelas saya antar ke Ruangan Dekan,” ucapnya. Di Ruangan Dekan diterima langsung oleh David sebagai Dosen Tehnik dan sekaligus sebagai penanggung jawab dalam Pelatihan Wirausaha Muda yang diduga bekerjasama dengan Disparbudpora, karena kebetulan yang punya Lembaga Animasi David juga seorang Dosen yang mengajar disalah satu Fakultas Tehnik di Kampus Wiraraja.

Ditanya mengenai legalitas kegiatan pelatihan tersebut termasuk juga kerjasama dan bukti daftar hadir peserta, David sebagai penanggung jawab mengatakan, “kalau daftar hadir ada, tapi kalau surat kerjasama kayaknya tidak ada, daftar hadir ada di Kantor saya,” ungkapnya.

David berjanji, biar Mas kita ketemu di Dinas aja, setelah bertemu di Dinas David tidak menempati janjinya dan bermacam alasan bahwa dia harus menghadap dulu ke Kabit PLH Syafiuddin panggilan akrabnya Iput, namun tidak disangka apa yang sudah menjadi kesepakatan sebelumnya diingkari sendiri dan daftar hadir tersebut tidak mau ditunjukkan.

Secara tidak langsung dia (David) sehingga kami berasumsi diduga ada permainan dengan Disparbudpora dalam penyenggaraan kegiatan pelatihan tersebut, karena tidak melalui Yayasan sehingga terjadi ketidak transparanan. Seharusnya transparansi sangat dibutuhkan dalam hal ini karena  menyangkut anggaran yang digunakan dari APBD artinya menggunakan uang Rakyat. (M.one)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DIGITAL RI EDISI 259

DIGITAL RI EDISI 258

DIGITAL RI EDISI 257

DIGITAL RI EDISI 256

DIGITAL RI EDISI 254

DIGITAL RI EDISI 255

x
x