MOJOKERTO, RI. Keseriusan menangani masalah sampah yang mengganggu kenyamanan warga. Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melakukan penandatangan kerjasama strategis pengelolaan beberapa TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) dengan PT Khazanah Hijau Indonesia perusahaan start-up climate-tech dan ekonomi sirkular bersama Konsorsium
Perusahaan Jepang di Indonesia dibawah naungan Japan Clean Ocean Material Alliance (CLOMA), di Pendopo Sabha Kridatama Rumah Rakyat Kota Mojokerto, Senin (22/04/2024).
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kota Mojokerto
menghasilkan sampah sebesar 82 ton per hari pada tahun 2022. Kecamatan Magersari menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Mojokerto.
Menanggapi tantangan ini, Rekosistem akan mengelola TPST Magersari. Rekosistem akan menerima sampah yang dikumpulkan dari kawasan kota, kemudian dilakukan pemilahan, pendataan dan pemulihan material dengan pendekatan ekonomi sirkular demi peningkatan angka daur ulang di kota Mojokerto.
Pj. Wali Kota Mojokerto Moh.Ali Kuncoro mengatakan persoalan pengeloaan sampah memang
begitu kompleks. Hal ini utamanya tidak terlepas dari fakta bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat.
“Penandatangan kerjasama strategis antara Lembaga Pemerintah, sektor swasta dan Rekosistem adalah langkah besar dalam perjalanan kami menuju pengelolaan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan di Kota Mojokerto,” ucapnya.
“Melalui TPST Magersari, kami berharap dapat mencapai tingkat daur ulang yang lebih tinggi dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi kota kami,” harap Ali Kuncoro.
Sementara itu, Amin Wachid Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto menyampaikan kami berkomitmen untuk menghadirkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Kota Mojokerto.
“Melalui TPST Magersari, Kerjasama dengan Rekosistem dan Konsorsium Perusahaan Jepang membuka peluang baru bagi kami untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah, serta memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya ekonomi sirkular dan pemilahan sampah. Kami percaya bahwa
melalui langkah – langkah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” terang Amin.
Pada kesempatan ini, Joshua Valentino, Co-Founder dan Chief operating officer Rekosistem mengatakan tempat pembuangan sampah di Kota Mojokerto dinilai belum optimal beroperasi sehingga TPST Magersari ini menjadi salah satu upaya strategis untuk mengurangi tim bulan sampah yang berakhir di TPA.
“Melalui campur tangan Rekosistem berbasis digital, teknologi digital akan diimplementasikan di TPST Magersari untuk mengumpulkan, meningkatkan daur ulang, melaporkan data yang komprehensif, serta melakukan pemantauan secara real-time. TPST ini akan dilengkapi sensor IoT dan integrasi Machine Learning untuk meningkatkan analisis dan optimalisasi sistem,” jelas Joshua.
Selanjutnya, Ernest Layman, Co-Founder dan Chief Executive officer Rekosistem, menyambut secara positif kerjasama pengelolaan sampah di Kota Mojokerto.
“Kolaborasi yang dilakukan antara Lembaga Pemerintah dan sektor swasta menjadi wujud kesadaran kolektif dalam mendorong perencanaan dan penerapan tata kelola manajemen sampah yang lebih ideal melalui pendekatan ekonomi sirkular dan waste- to-energy. Kami sangat senang menjadi bagian dari kerjasama ini untuk mengelola sampah di Kota Mojokerto melalui TPST Magersari. Ke depan Rekosistem berharap dapat mengelola seluruhTPS di Kota Mojokerto dan mewujudkan ekosistem
berkelanjutan,” ungkap Ernest. (pupuh)
Tidak ada komentar