PASURUAN – RI, Provinsi Jawa Timur memegang peran penting dalam pergulaan nasional. Dalam kurun 10 tahun terakhir (2011 – 2020), rata – rata areal tebu seluas 194.336 ha atau 44,13 % dibanding areal secara Nasional 440.405 ha, sedangkan rata – rata produksi gula sebesar 1.113.757 ton atau 47,78 % dibanding produksi secara Nasional 2.330.963 ton. Namun dilihat dari sisi pertumbuhan, selama 10 tahun terakhir, baik areal maupun produksi mengalami penurunan masing-masing (-) 0,65% dan (-) 0,34% per tahun.
Kinerja pergulaan tertinggi kurun 10 tahun terakhir dicapai pada tahun 2014, areal seluas 219.111 ha dengan produksi tebu 16,45 juta dan produksi gula 1,26 juta ton dengan rendemen rata-rata 7,66 %. Capaian areal tebu tahun 2014 tersebut, merupakan puncak areal tertinggi selama tanaman tebu berkembang di Jawa Timur.
Luas areal tahun 2021 sekitar 193.515 hektar, produksi tebu sebanyak 14.767.643 ton, produksi hablur 1.087.415 ton, dan rendemen 7,35 %. Pengusahaan Tebu saat ini didukung 29 Pabrik Gula sehingga Jawa Timur mampu berkontribusi sekitar 46 % terhadap produksi gula nasional pada setiap tahunnya.
Sementara untuk tahun 2022, mulai ada peningkatan. Realisasi giling s/d periode 31 Agustus 2022, produksi tebu 8,39 juta ton dan produksi gula 549.327 ton dengan rendemen rata – rata 6,54%. Capaian produksi gula sudah 50,60% dibanding produksi tahun sebelumnya. Optimis produksi gula tahun ini bisa lebih tinggi, karena giling masih belum selesai. Jawa Timur surplus gula, sebagian gula diperuntukkan menyangga kebutuhan Jawa Timur, sedangkan sisanya dialokasikan ke wilayah Indonesia Bagian Timur.
Secara umum, bahan baku tebu yang digiling oleh PG-PG di Provinsi Jawa Timur berasal dari Petani yang menjalin Kemitraan dengan pihak Pabrik Gula (PG). Pabrik Gula berperan sebagai penyedia benih/bibit, pembina teknis, industri pengolah dan membantu petani dalam memasarkan hasil panen.
Berbagai upaya Pemerintah telah dilakukan untuk peningkatan produksi dan produktivitas tebu melalui program perluasan areal tebu (Plant Cane/PC), rehabilitasi tanaman ratoon (bongkar ratoon), rawat ratoon (intensifikasi), penataan varietas berdasarkan tipologi masing-masing daerah, pelaksanaan tebang, muat dan angkut dengan kriteria Manis, Bersih, Segar (MBS), penerapan teknologi budidaya tepat guna serta bantuan sarana pendukung berupa alat dan mesin.
Namun upaya-upaya tersebut mengalami berbagai kendala diantaranya adalah kemitraan yang kurang harmonis, Sumber Daya Manusia (SDM) yang semakin berkurang dan tidak menerapkan teknis budidaya secara baik dan benar sehingga berpengaruh pada produksi dan produktivitas tebu.
Dilatarbelakangi oleh kondisi pengembangan tebu rakyat dengan produksi dan produktivitas masih dibawah standar serta usaha tani masih belum menerapkan teknis budidaya yang baik dan benar (GAP), maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur mensinergikan kemitraan sesuai kluster dan mengadakan “Pelatihan Budidaya Tanaman Tebu” bagi Petani dan Petugas guna menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai acuan bagi Pelaku Usaha Agribisnis dalam penerapan Usaha Taninya.
Materi yang diberikan pada saat Pelatihan Budidaya Tanaman Tebu meliputi : Budidaya Tanaman Tebu, Taksasi Produksi Tebu, Pengenalan dan Pengendalian OPT Tebu serta Tebang Muat Angkut. Proses pembelajaran dilaksanakan berupa pemberian materi di kelas dan praktek lapang.
Kelompok Tani yang diikutkan dalam pelatihan ini adalah Kelompok Tani penerima bantuan kegiatan perluasan TA 2022 seluas 540 ha di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Blitar. Dengan alasan lahan sebelumnya bukan lahan tebu dan ada sebagian yang bukan Petani Tebu. Jadi diperlukan pembelajaran yang intensif.
Harapan dengan adanya pelatihan ini, Petani dapat lebih mengerti tentang budidaya tebu secara baik dan benar, mereka dapat menularkan ilmunya pada Petani yang lain (getok tular) sehingga mutu yang dihasilkan dapat meningkat, berproduksi tinggi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani.
Pelatihan yang dilaksanakan di P3GI ini dilaksanakan bertahap, untuk tahap pertama adalah wakil Petani yang ada di Kabupaten Bondowoso. (Bams)
Tidak ada komentar