Petani Pidie Jaya – Aceh Minta Pupuk Bersubsidi Tak Hanya Untuk Tanaman Padi

Radar Indonesia
7 Des 2020 12:31
Peristiwa 0 74
3 menit membaca

ACEH – RI, Petani Pidie Jaya Provinsi Aceh meminta Pemerintah melalui Pemkab atau Dinas terkait disana agar jatah atau kuota pupuk bersubsidi yang selama ini hanya dikhususkan kepada tanaman padi semata, tapi  juga untuk berbagai jenis komoditi lainnya termasuk jagung. “Jika tidak, untuk apa juga petani dihimbau ramai-ramai tanam jagung atau komoiti hortikultura, sementara pupuk saja tidak tersedia cukup di kios-kios,” kata seorang Petani Kecamatan Bandarduia, Jum’at (27/11/2020).

Harapan sama disampaikan sejumlah Petani di sejumlah Kecamatan lainnya kepada Serambi secara terpisah dalam dua pekan terakhir. Mereka mengaku sangat kecewa dengan persoalan yang satu ini. Karena jatah pupuk bersubsidi baik yang diproduksi PT. PIM maupun PT. Petro Kimia Gresik selama ini tidak termasuk untuk tanaman palawija dan hortikultura atau sayur-sayuran. Hanya dikhususkan kepada tanaman padi semata. Padahal, komoiti lainnya juga dominan diusahakan Petani Pidie Jaya.

Berbagai jenis tanaman lainnya juga butuh pupuk. Salah satu jenis tanaman yang semakin luas dibudidayakan Petani Pidie Jaya – Aceh dalam 3 atau 4 tahun terakhir adalah komoditi jagung. Beberapa jenis tanaman hortikultura lainnya yang juga tak pernah absen ditanami Petani setiap tahun. Seperti halnya cabe merah, bawang merah, tomat serta kacang panjang. Itu belum termasuk tanaman seperti kakao atau cokelat serta beragam komoditi lainnya.

Cokelat juga hutannya di Pijay, tapi karena kekurangan unsur hara, sehingga pertumbuhannya kurang normal dan produksi tidak mencapai target. Seperti penuturan beberapa Petani Bandarbaru, Triengagdeng, Meureudu dan Bandardua. Saat ini, sejumlah Kawasan di Bandarbaru baru saja selesai panen jagung. Kepada Radar Indonesia, Petani disana mengaku kecewa karena tidak adanya pupuk jenis urea. Sehingga  sebagian Petani jagung disana mengaku prolehan hasil kali ini agak menurun.

Kawasan jagung di Bandarbaru antara lain, Gampong Paru Keude, Paru Cot dan Blang Baro dan luasnya mencapai puluhan hektare. “Sedih sekali kami Petani jagung. Ketika butuh pupuk tapi persediaan atau stok di kios resmi tidak ada. Kalau pun ada, lanjut seorang Petani, pupuk bersubdisi dikhususkan hanya untuk tanaman padi bukan ke palawija atau sayur-sayuran. “Pedagang pun, tak mau menjual pupuk bersubsidi karena alasan takut jika ada pemeriksaan oleh Petugas,” imbuh seorang Petani.

 “Apa juga Pemerintah menyuruh kami Petani ramai-ramai tanam jagung, sementara pupuk selain untuk pai tak tersedia di kios,” keluh Ismail, seorang Petani Musa dengan nada kecewa. Beberapa penyuluh Pertanian Bandarbaru yang dihubungi Radar Indonesia membenarkan, pupuk bersubsidi urea dan NPK Phonska selain untuk padi tidak dijatahkan. Jangankan untuk tanaman jagung atau sejenisnya, pupuk bersubsidi untuk padi setiap tahun kurang. Sehingga tak jarang sasarannya ke Petugas. Padahal, jatah yang di alokasikan memang teramat sedikit,” imbuh seorang Penyuluh disana dengan nada kesal. 

Mereka mengaku kewalahan dengan persoalan tersebut. Apalagi, Wilayahnya lumayan luas pengembangan jagung terutama di Kawasan Paru. Kabid Produksi Distanpang Pijay, Safri Sallam, SP, MP membenarkan pupuk jenis Urea dan NPK Phonska kuotanya minim atau hanya cukup sebagian dari lahan. Setiap kami ke lapangan, hanya persoalan tak tersedianya pupuk di kios yang sering dipersoalkan Petani. Diakui, persoalan terbatasnya kuota pupuk bersubsidi  terjadi di semua Kabupaten di Aceh. (ag)       

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HARI JADI KOTA PONTIANAK

CUKAI ROKOK ILEGAL

PEMILUKADA

HUT KORAN RADAR INDONESIA

DIGITAL RI EDISI 259

DIGITAL RI EDISI 258

DIGITAL RI EDISI 257

DIGITAL RI EDISI 256

DIGITAL RI EDISI 254

DIGITAL RI EDISI 255

x
x