SUMENEP,RI – Sumenep Bumi Sumekar mendapat julukan kota Keris Ini Ujung Timur Pulau Garam Madura, lima tahun sudah belum di landa banjir, tapi kini setiap hujan turun dengan deras di setiap area jalan perkotaan selalu tergenang air hujan. Setiap hujan datang lumayan lama air hujan dan banjir menjadi masalah serius bagi masyarakat Sumenep sehingga menghambat aktifitas di perkotaan tersebut.
Terjadinya curah hujan mulai kemarin Senin 17/02/2020 kemarin membuat beberapa jalan di perkotaan terendam air hujan yang cukup menutupi trotoar di bibir jalan setinggi setengah mater seperti di sepanjang Jln Dr. Wahidin di desa Pajagalan Kota. Menurut salah satu warga setempat, Zamrud Khan, S.H. seorang pengacara dan mantan ketua bawaslu kabupaten Sumenep berkomentar kepada wartawan.
“Sejak dulu mulai saya kecil tinggal di sini tidak perna banjir, tapi mulai lima tahun belakangan ini di sepanjang jalan desa Pajagalan ini sering terjadi banji, kalau saya lihat karena tidak ada pembenahan yang spesifik terhadap pananganan banjir, banjir yang hanya curah hujannya tidak lebih dari satu jam saja sudah lumayan tinggi banjirnya kisaran 40-50 Cm.” ungkap Zamrud. senin 17/02/2020.
Menurut pandangan beliau, kota Sumenep ini setiap hujan turun aliran air hujan yang cuma mengandalkan kali yang berada di depan rumahnya yang menuju ke sungai atau kali Marengan yang di bangun pada tahun 1970. Sungai tersebut harus di lakukan pemeliharaan rutin dan tiap tahun harus di lakukan pengerukan kalau perlu di lakukan pendalaman lagi agar tampung air atau debet air mampu mengalirkan air hujan bisa cukup besar supaya bisa mengurangi terjadinya banjir seperti ini, lalu tiap bulannya di lakukan berkala pembersihan di selokan – selokan dan sungai atau kali, sehingga tidak menghalangi aliran air sehingga lancar tanpa hambatan karena sampah.
Selain itu dia mengharap kepada instansi berwenang, instansi terkait agar dapat dan mampu melakukan teknik-teknik bagaimana cara kedepannya untuk penanganan persoalan banjir ini, supaya kabupatan Sumenep ini terbebas dari banjir, jangan hanya mengandalkan selokan – selokan yang sudah di bangun sejak 1970 sampai saat ini belum ada pengerukan pengerukan untuk pendalaman, cuman hanya pembersih saja.
Ini memang tugas kita bersama, tetapi pemerintah melalui instansi terkait harus sudah memiliki rancangan bagaimana untuk kedepannya supaya Kabupaten Sumenep ini tidak menjadi kota banjir, coba anda bayangkan di kota yang menjadi pusat aktifitas keseharian kita telah banjir di mana-mana, ini tugas pemerintah untuk menanggulangi banjir.” tuturnya kepada RI.
Sampai berita ini tayang di media, instansi terkait tidak dapat memberikan komentar terkait banjir yang sering terjadi di kota Sumenep. (Red Hendri)
Tidak ada komentar