Gangguan Tidur Di Malam Hari, Apakah Itu Insomnia?

admin@radarindonesiaonline.com
30 Des 2023 19:31
opini 0 118
5 menit membaca

Nadiyah Salsabilah. S
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
nadiyahssabilahsariman@gmail.com

Tidur merupakan rutinitas yang dilakukan setiap harinya di malam hari, tidur merupakan
kewajiban setiap manusia agar energi yang terkuras dapat kembali disaat bangun tidur. Tidur
yang cukup juga sangat penting bagi kesehatan tubuh, sebab didalam tubuh kita banyak
sistem yang bekerja disaat kita tidur yaitu untuk memproduksi growth hormon yang
mempengaruhi proses pertumbuhan serta memperbaiki sel-sel yang rusak di dalam tubuh. Tidur yang normal yaitu berdurasi 7-8 jam, adapun durasi tidur normal yang sesuai dengan
usia yaitu bayi yang baru lahir 14-17 jam per hari, anak-anak usia 6-13 tahun tidur 9-10 jam, usia remaja 14-17 tahun tidur 8-10 jam , dewasa usia 18-25 tahun tidur 7-9 jam , dan orang
yang lanjut usia tidur selama 7-8 jam per hari.

Tidur bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang menyehatkan dan memberikan
energi baru untuk memulai aktifitas di pagi hari. Namun, beberapa orang merasa kesulitan
tidur saat di malam hari, meskipun sudah berusaha untuk tidur dan mejamkan mata orang
tersebut tetap tidak bisa tertidur dan tidak mengantuk. Hal ini akan menyebabkan pengaruh
buruk untuk tubuh.

Kesulitan tidur tersebut merupakan gangguan tidur yang bisa saja disebabkan oleh insomnia, sering kali pada sekitar 10-20% populasi orang diusia remaja dan dewasa cenderung mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari, yang di sebabkan oleh insomnia. Tapi, tahukah anda apa itu insomnia, apa penyebab dan faktor yang mempengaruhi insomnia dan bagaimana cara penanganannya? simak selengkapnya.

Apa itu insomnia? insomnia merupakan kondisi klinis yang ditandai dengan kesulitan tidur, serta rasa lelah dan mudah emosi di siang hari. Gejala paling umum bagi penderita insomnia adalah sulit tidur, tidak hanya pengaruh jumlah jam tidur per hari, insomnia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jumlah jam tidur yang sangat lama, sulit tidur kembali saat terbangun tengah malam dan sesak nafas saat tidur. Insomnia dapat disebabkan
karena mengonsumsi obat-obatan atau dikarenakan gangguan mental yang menyebabkan seseorang menjadi lemas dan tidak produktif dan sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung dan menurunnya gairah hidup seseorang. Dampak lain dari kurang tidur yaitu mudah lelah,kurang energi, gelisah, sulit mengambil keputusan, sering melakukan kesalahan, dan cepat. Seseorang yang mengalami insomnia cenderung menghabiskan waktu yang lama di tempat tidur dan mencoba untuk tertidur merupakan suatu masalah utamanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia yaitu, strees di lingkungan pekerjaan
(beberapa orang mengalami strees dalam pekerjaannya yang disebabkan lingkungan kerja
yang tidak baik atau sistem kerja yang tidak sehat.), Kehilangan orang terkasih (kehilangan
orang terkasih atau tercinta menjadi salah satu penyebab insomnia, dimana orang tersebut
akan merasa disituasi yang sulit dan sangat merasakan kehilangan.), Perceraian (proses
perceraian memanglah bukan suatu hal yang mudah diterima, banyak hal yang harus
dipertimbangkan sehingga membuat sulit tidur.), mengkonsumsi kafein berlebihan
(mengkonsumsi kafein memanglah bagus untuk membantu kita agar tidak mengantuk saat
mengerjakan sesuatu, akan tetapi mengomsumsi kafein secara berlebihan juga tidak baik
untuk kesehatan dan mempengaruhi kualitas tidur.), tugas sekolah yang menumpuk (faktor ini
sering kali terjadi pada siswa dan mahasiswa yang sedang menempu pendidikan dan
mendapatkan tugas yang banyak diwaktu yang bersamaan, sehingga mempengaruhi jam
tidur.), orang yang memiliki sikap perfeksionis juga menjadi pengaruh dari insomnia, dimana
orang tersebut akan mengalami kecemasan dan sering merasa tertekan sehingga
mempengaruhi tidurnya. Faktor genetik juga menjadi pengaruh terhadap durasi tidur. Tidak
hanya durasi tidur yang diwariskan, tetapi juga insomnia, kebiasaan tidur, dan tidur tengah
hari dapat diwariskan. Faktor psikologis juga menjadi penyebab utama insomnia, yaitu
merasa stress, cemas dan depresi dimana pikiran akan terus menurus memenuhi isi kepala
sehingga dapat menganggung tidur.

Untuk mengobati insomnia perlunya untuk terapi konigtif, mengelola stress dan
kecemasan, memanageman stress seperti meditasi atau refresing ke suatu tempat dapat
membantu mengurangi stress dan tekanan pikiran dan dapat membantu mengurangi insomnia. Menjadwalkan tidur yang rutinitas dengan menetapkan jam tidur dan jam bangun yang sama setiap harinya dan menghindari tidur siang yang berlebihan dapat menstabilkan pola tidur. Agar mendapatkan tidur yang nyaman, pastikan tempat tidur yang ditempati bersih dan
nyaman untuk ditiduri, serta mematikan lampu dapat membuat kita tertidur dengan cepat jika
takut kegelapan bisa menyalakan lampu tidur sehingga cahaya yang diberikan tidak
menganggu tidur. Hindari mengonsumsi kafein dan nokotin sebelum tidur, mengonsumsi
kafein dapat menghilangkann rasa kantuk dan membuat kesulitan tidur, sedangkan
mengonsumsi nikotin dapat membuat seseorang terbangun di tengah malam, hindari makan
terlalu banyak terutama makanan berlemak. Melakukan aktifitas fisik terutama olahraga
secara teratur dapat meningkatkan kualitas tidur namun jika dilakukan hingga larut malam
dapat menyebabkan gangguan tidur.

Dapat disimpulkan bahwa tidur merupakan hal yang penting bagi tubuh, tidur yang
normal berdurai 7 – 8 jam perhari, adapun tidur normal yang sesuai dengan usia. Bagi
kebanyakan orang tidur merupakan kegiatan yang menyehatkan dan memberikan energi
untuk keesokan harinya, adapun sistem dalam tubuh yang harus diistirahatkan ketika manusia
tidur. Namun, beberapa orang mengalami gangguan tidur yang disebut dengan insomnia. Gejala umum bagi penderita insomnia adalah kesulitan untuk tidur, tidak hanya di pengaruhi
oleh durasi tidur insomnia juga disebabkan oleh beberapa faktor lainnya yaitu mengonsumsi
obat-obatan, sesak nafas saat tidur dan gangguan mental. Insomnia dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah, mengantuk di siang hari, tidak berkonsentrasi, dan sulit mengambil keputusan. Untuk itu diperlukan pengobatan dengan cara terapi konigtif, memanageman
stress, tidak mengkonsumsi kafein dan nikotin serta memperhatikan tempat yang digunakan
untuk tidur agar merasa nyaman dan tidur dengan nyenyak.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DIGITAL RI EDISI 259

DIGITAL RI EDISI 258

DIGITAL RI EDISI 257

DIGITAL RI EDISI 256

DIGITAL RI EDISI 254

DIGITAL RI EDISI 255

x
x