PROBOLINGGO,RI- Inovasi digital dalam pengelolaan lingkungan semakin berkembang dengan diluncurkannya Sistem Digitalisasi Pohon (Digi-Tree). Sebuah program hibah yang didanai oleh Dana Padanan Dirjen Vokasi tahun 2024. Peluncuran ini bertujuan untuk mempermudah pengendalian, edukasi, serta pengembangan wisata lingkungan berbasis teknologi. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Penjabat Wali Kota M. Taufik Kurniawan didampingi oleh Plh. Sekda Wawan Soegiyantono di Paseban Sena Lantai 2, Kamis (28/11) pagi.
Program Digi-Tree merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya Malang. Dalam sistem ini, pohon-pohon yang ada di berbagai area kota akan dilengkapi dengan teknologi digital untuk mencatat dan memantau keberadaan serta kondisi pohon secara real-time. Dengan demikian, sistem ini tidak hanya berfungsi untuk pengendalian kualitas lingkungan, tetapi juga berperan sebagai alat edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya konservasi pohon.
“Saya juga cari data-data kita terkait dengan paru-paru dunia. Indonesia itu sekarang posisinya berdasarkan data tahun 2023 berada di tingkat ketiga dengan luasan 1.049.412 km persegi atau sekitar 54% luas daratan,” jelas Taufik dalam sambutannya.
Dikatakan olehnya, pada tahun 2016 Indonesia masih menduduki posisi kedua di dunia. “Peringkat pertama diduduki oleh Brazil dengan luasan 5.327.997 km persegi. Tapi yang tiba-tiba muncul posisi kedua hebat sekali, Kongo dengan luasan 1.351.493 km persegi,” lanjutnya.
Dijabarkan lagi olehnya, perbandingan luas daratan Indonesia dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2017 (50,18%), tahun 2018 (49,8%), tahun 2019 (50,1%), tahun 2021 (50,8%), tahun 2022 (51,2%) dan tahun 2023 (54%).
“Jadi memang banyak faktor, seperti faktor alam penebangan hutan, kebakaran atau kekeringan. Dan ini menunjukkan tren dari tahun ke tahun bahwa betapa pentingnya menanam pohon untuk mengatasi perubahan iklim, kita bayangkan populasi jumlah penduduk semakin banyak sedangkan lahan yang tersedia tetap. Inilah mengakibatkan kekurangan kebutuhan oksigen, untuk itulah kita wajib hukumnya untuk menyayangi pohon kita dan wajib kita untuk menambah jumlah pohon-pohon kita,” urainya.
Untuk itu, Taufik mengapresiasi giat ini karena Kota Probolinggo merupakan kota pertama yang kesempatan kerja sama ini. “Ini merupakan suatu kebanggaan bahwa Kota Probolinggo ditunjuk dan diberi kesempatan untuk mendapatkan hibah ini,” pungkasnya.
Usai sambutan, Pj. Taufik mengajak peserta untuk melakukan simulasi digitalisasi pohon dengan sistem barcode sebagai tanda telah dilaunchingnya aplikasi tersebut.
Sementara itu, dilaporkan oleh Ketua Pelaksana Hibah Padanan 2024 Bayu Sutawijaya, Digi-Tree dirancang untuk mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih efisien dengan menyediakan data yang akurat mengenai kondisi pohon-pohon di Kota Probolinggo.
“Harapannya adalah aplikasi ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo. Di mana terdapat tiga fitur utama pada aplikasi ini, yaitu pengendalian lingkungan, edukasi dan wisata lingkungan. Masing-masing pohon ada keyword nya, dan semua data pohon itu akan disimpan dalam data base sehingga masyarakat bisa mengakses keyword tersebut mulai dari taksonomi, ada videonya juga, bahkan masyarakat juga bisa memberikan ulasannya jika masyarakat mau melaporkan sesuatu terkait dengan pohon itu dan bisa ditindaklanjuti langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup,” jelasnya.
Diketahui, pihaknya akan membarcode 12 ribu pohon yang tersebar di lima titik, sementara baru ada 2 ribu pohon yang sudah dibarcode. Lima titik itu adalah alun-alun, TWSL, Pantai Permata Pilang, RTH Kedopok dan RTH Semeru.
Hadir dalam acara tersebut mitra lingkungan, sekolah adiwiyata, perusahaan perbankan dan beberapa perangkat daerah terkait. (suh)
Tidak ada komentar