PASURUAN – RI, Kapolres Pasuruan Kota AKBP Dony Alexander SIK. MH. Bersama Jajarannya mengundang Wakil Bupati Kabupaten Pasuruan dan para Kiayi beserta Pengurus Ponpes di Wilayah hukum Polres Pasuruan Kota pada Kamis, (04/06) pukul 16.00 WIB.
Undangan tersebut tidak lain untuk melaksanakan Rapat Koordinasi terkait rencana di bukanya kembali Pondok Pesantren dan Pembentukan Pondok Pesantren Tangguh khususnya di Wilayah hukum Polres Pasuruan Kota.
Bertempat di Jalan Gajah Mada Kota Pasuruan tepatnya di Aula Sanika Satyawada Polres Pasuruan Kota, pelaksanaan Rapat diselenggarakan.
Dalam kesempatan ini, Kapolres Pasuruan Kota AKBP Dony Alexander SIK. MH. Mengatakan, dengan adanya rencana kegiatan kembalinya Santri masuk Pondok Pesantren dirinya mengundang Wakil Bupati dan Para Kiayi dan Pengasuh guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Pasuruan.
Mengutip program dari 3 Pilar TNI-Polri dan Pemerintah, yaitu program Kampung Tanguh Kebal Covid-19.
Diharapkan Pondok Pesantren juga membentuk Ponpes Tangguh, yang tidak lain bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 menuju New Normal.
“Konsep ini diciptakan Kapolda, Pangdam dan Ibu Gubernur Jatim untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19 di Wilayah Jatim. Ponpes Tangguh nantinya dari TNI-POLRI bisa memberikan arahan asistensi sehingga Sinergitas dengan Ponpes bisa terlaksana dengan baik. yang intinya mampu menangani kejadian secara mandiri” ujar Dony.
“Untuk Struktur Organisasi Pesantren Tangguh di isi dari Pengasuh dan Santri yang dilihat dari kecakapan masing-masing. Bukan hanya itu Check point di PonPes Tangguh, wajib mengawasi keluar masuknya Santri dan orang luar, sehingga keamanan dan kesehatan Santri bisa terjaga” tambahnya.
Hal ini juga dikatakan oleh Wabup bahwa Kepala Puskesmas di Kabupaten Pasuruan telah siap melayani dan mengeluarkan surat keterangan sehat untuk Santri yang masuk Ponpes sebaliknya untuk Santri luar Kota tanpa gejala dan ada pengantar dari Ponpes siap untuk melakukan pemeriksaan.
“Sesuai Program Bupati, Kepala Puskesmas siap melatih Kader kesehatan yang ada di Ponpes. Dan untuk kembalinya Santri dilaksanakan secara bertahap karena adanya isolasi 14 hari, kemudian di susul Santri berikutnya. Dinkes juga siap laksanakan rapid test Grati apabila ada gejala, disetiap Desa ada Relawan yang siap membatu, apabila ada kejadian terkait Covid segera dikomunikasikan agar cepat tertangani” kata Mujib.
Beberapa Pertanyaan juga terlontar dari Pengasuh Sidogiri, bahwa untuk Ponpes Sidogiri belum memutuskan Santri masuk Pondok karena sarana dan prasarana, mengingat jumlah Santri 11.000 untuk Santri Putra jadi untuk melakukan isolasi kami belum bisa. Dan untuk penerpan physikal distancing kami kesulitan” Kata Pengurus Ponpes Sidogiri.
“Terkait sosial distancing di Ponpes mungkin tidak bisa dilaksanakan karena banyaknya Santri dan keterbatasan sarana dan prasarana. Jika apabila yakin bahwa didalam Pondok merupakan orang sehat maka protokol kesehatan terus diterapkan. Dan bila ada Santri yang positif, tindakan yang dilakukan harus sesuai protokol kesehatan dan dilaksanakan tracing nanti akan kami bicarakan dengan Bupati Pasuruan. Surat kesehatan bisa di urus di Pasuruan karena sudah dikoordinasikan dengan PKM. Pesantren Tangguh nanti ada yang mengasistensi dari 3 Pilar dan dari Gugus Tugas. Terkait dengan rapid tes gratis secara selektif dan priotitas di utamakan yang ada gejala. Guru siap mengajar Santri secara IT tapi karena keterbatasan dari Santri menjadi suatu permasalahan, nanti akan kami bahas dengan Bupati Pasuruan. Yang terpenting Santri harus didik kepedulian kesehatan. (Lan)
Tidak ada komentar